makalah kualitas latihan



A.    Pengertian Latihan

Prestasi olahraga bukan hal yang datang secara kebetulan dan mudah didapat, untuk dapat meraih prestasi tertinggi disetiap cabang olahraga erat kaitannya dengan usaha yang dilakukan oleh atlet. Usaha yang dilakukan oleh atlet biasa berupa proses latihan. Namun tidak semua atlet yang melakuakan latihan dapat berpotensi  menjadi  juara tergantung pada proses latihan yang mereka jalani sudah benar atau asal.
Untuk dapat meraih hasil prestasi yang tertinggi atlet harus melakukan latihan yang benar. Latihan sendiri merupakan proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari, kian menambah beban latihan atau pekerjaannya   (Harsono, 1988). Jadi latihan yang dilakukan harus sesuai agar dapat mencapai target, sesuai  dengan prinsip-prinsip latihan. Dan harus tersusun sistematis dalam bentuk program latihan.
Program latihan yang disusun harus berdasarkan faktor para atlitnya, sedangkan keberhasilannya tergantung dari sebagian kualitas dan kemampuan atlit yang bersangkutan. Jadi pertimbangan harus diberikan kepada pilihan atlet itu sendiri tidak semua atlit memiliki kemampuan fisiologis untuk menjadi seorang juara kelas dunia.
Maka dengan dalam melakukan pelatihan harus banyak hal yang di perhatikan agar dapat mendaptkan hal yang maksimal tampa ada kerusakan yang ditimbulkan setelah melakukan pelatihan. Dan diharapkan penyusunan program latihan berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang tepat.
Latihan adalah suatu proses berlatih yang berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah kesukar, teratur, dari sederhana ke yang lebih komplek yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah.
Menurut Harsono (1988: 323), Latihan adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis, berulang-ulang di mana beban dan intensitas latihan makin hari makin bertambah, yang pada akhirnya memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh dan bertujuan untuk meningkatkan fisik dan mental secara bersama-sama.
Yang dimaksud dengan sistematis adalah berencana, menurut jadwal, menurut pola dan system tertentu. Berulang-ulang maksudnya adalah agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah, otomatis, dan reflektif pelaksaannya sehinggga semakin hemat energy. Kian hari maksudnya ialah setiapkali, secara periodic, segera setelah tiba saatnya untuk ditambah bebannya, jadi bukan berarti setiap hari.

B.     Prinsip-prinsip Latihan

1. Prinsip Beban Berlebih
Prinsip beban berlebih adalah prinsip latihan yang paling mendasar akan tetapi paling penting, oleh karena itu tanpa penerapan prinsip ini dalam latihan, tidak mungkin prestasi atlet akan meningkat. Prinsip ini bias berlaku baik dalam melatih aspek-aspek fisik, teknil, taktik, maupun mental.
2. Perkembangan Menyeluruh
Prinsip perkembangan meyeluruh atau multilateral development (Bompa : 1983) merupakan prinsip yang telah diterima secara umum dalam dunia pendidikan. Meskipun seseorang pada akhirnya mempunyai satu spesialisasi ketrampilan, pada permulaan belajar dia sebaiknya dilibatkan dalam berbagai aspek kegiatan agar dengan demikian dia memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh guna menunjang ketrampilannya kelak.
3. Spesialisasi
Apa pun cabang olahraga yang diikutinya, tujuan serta motif atlet biasanya adalah untuk melakukan spesialisasi dalam cabang olahraga tersebut, oleh karena hanya dengan spesialisasi dalam cabang olahraga tersebut, oleh karena hanya dengan spesialisasi dia akan bisa memperoleh sukses dan menonjol prestasinya dalam cabang olahraga tersebut.
4. Prinsip Individualisasi
Prinsip individualisasi yang merupakan salah satu syarat yang penting dalam latihan kontenporer, harus diterapkan keapa setiap atlet sekalipun mereka mempunyai tingkat prestasi yang sama, seluruh konsep latihan haruslah disususn sesuaidengan kekhasan setiap individu agar tujuan latihan daoat sejauh mungkin tercapai.
5. Intensitas Latihan
Teori Karvonen. Intensitas latihan dapat diukur dengan berbagai cara. Yang paling mudah adalah dengan cara mengukur denyut jantung (heart rate). Suatu tekhnik yang dapat dipakai untuk mengukur intensitas latihan adalah tekhnik yang dipakai oleh Karnoven (1957).



C.    Faktor-faktor Latihan

Agar dalam melakukan latihan dapat berhasil dengan baik dan tercapai prestasi yang maksimal, maka dalam latihan selain harus memperhatikan beberapa prinsip dasar juga harus memperhatikan faktor-faktor dari latihan. Menurut Bompa (1990:56) bahwa faktor-faktor latihan itu meliputi  persiapan fisik, persiapan teknik, kejiwaan secara teori harus tergabung dalam semua program-program olahraga” Mengenai faktor-faktor latihan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Persiapan Fisik
Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh sangatlah penting, karena tanpa kondisi fisik yang baik, seorang tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Latihan fisik adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan dimana beban dan intensitas latihan kian hari makin bertambah, Sehingga pada akhirnya memberikan rangsangan menyeluruh terhadap tubuh dan meningkatkan kemampuan fisik serta mental secara bersama.
Latihan fisik pada prinsipnya adalah memberikan tekanan fisik pada tubuh secara teratur, sistematis, dan berkesinambungan, Sehingga meningkatkan kemapuan didalam melakukan kerja. Sedangkan komponen-komponen kondisi fisik yang harus dilatih dandikembangkan oleh seorang atlet sebagai penunjang prestasi maksimal adalah Daya tahan kardiovaskular, Daya tahan kekuatan, kekuatan otot kelentukan, stamina, kelincahan, serta power.

2. Persiapan Teknik
Persiapan teknik adalah kelincahan untuk mempermahir teknik gerakan yang diperlukan agar atlet mampu melakukan gerakan pada cabang olahraga yang ditekuni, Misalnya teknik menendang bola, menyundul bola, menerima bola, dan lain sebagainya. Latihan teknik dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik atau perkembangan (neuron muskuler), kesempurnaan teknik gerakan tersebut sangatlah penting karena akan menentukan gerakan keseluruhan.




3. Persiapan Taktik
Taktik dalam olahraga dapt diartikan siasat yang digunakan untuk memperoleh kemenangan dengan menggunakan kemampuan teknik individu, fisik, dan mental. Sedangkan persiapan taktik ini dapat dilakukan denagn berbagai cara:
  • Mengadakan pertandingan sebanyak mungkin sebagai praktek pelaksanaan teknik.
  • Latihan dengan penekanan khusus pada taktik yang direncanakan.
  • Memberi teori secara asak tentang pengetahaun teori taktik yang diberikan pola system pertandingan, pengetahuan peraturan permainan maupun pertandingan, serta pengaruh latihan dalam pertandingan.

D.    Kualitas Latihan

Yang lebih penting diberikan oleh pelatih kepada atlet daripada intensitas latihan adalah kualitas atau mutu latihan. Atlet haruslah merasakan bahwa apa yang diberikan oleh pelatih adalah memang berguna baginya, dan bahwa hari itu dia telah pergi belajar atau mengalami sesuatu yang baru. Kalau bukan di bidang fisik, teknik atau taktik, dalam segi mental dia telah mendapatkan pengalaman yang baru yang dirasakannya sebagai sesuatu yang penting dan berguna baginya.
Berlatih secara intensif saja belum cukup apabila latihan atau dril-dril tidak berbobot, bermutu, berkualitas. Orang bisa saja berlatih sampai habis nafas dan tenaga, tetapi isi latihannya tidak bermutu. Karena itu prestasinya tidak akan meningkat.
Sebelum melakukan warming-down yang berupa latiha shooting, para atlet masih harus melakukan latihan fisik berupa sit-ups dan push-ups. Seluruh latihan tersebut dilakukan dalam tempo yang tinggi. Keringat yang bercucuran pada atlet setelah melakukan latihan berarti atlet tersebut telah melakukan usaha yang maksimal dan latihan yang intensif. Akan tetapi latihan yang intensif belum tentu latihan tersebut bermutu.
Latihan yang bermutu adalah:
1.      Apabila latihan dan dril-dril yang diberikan memang benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan.
2.      Apabila koreksi-koreksi yang konstruktif sering diberikan
3.      Apabila pengawasan yang diberikan oleh pelatih sampai ke detil-detil gerakan
4.      Apabila prinsip-prinsip overload diterapkan, baik dalam segi fisik, teknik, maupun mental atlet.
5.      Intervensi IPTEK olahraga menjadi aspek yang juga sangat penting guna meningkatkan mutu atau kualitas latihan.
Latihan-latihan yang walaupun kurang intensif akan tetapi bermutu, seringkali lebih berguna  untuk menentukan kualitas training, yaitu hasil-hasil penemuan penelitian, fasilitas dan daripada latihan-latihan yang intensif namun tidak bermutu. Coach dan atlet merupakan peletak batu pertama dan sumber penggerak setiap sistem training. Peran kedua faktor ini adalah yang paling penting dan paling menentukan seluruh sistem latihan.


Komentar

Postingan Populer