Rancangan dan Strategi Pembelajaran untuk anak hiperaktif

PEMBAHASAN

A.       Pengertian Anak Hiperaktif
Menurut (Robert, 2011:186) hiperaktif adalah suatu pola prilaku pada seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh perhatian, dan impulsif. Anak hiperaktif selalu bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan atau mainan yang disukai anak-anak lain yang seusia mereka, dikarenakan perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus lainnya.
Hiperaktif juga mengacu kepada ketiadaan pengendalian diri, contohnya dalam mengambil keputusan atau kesimpulan tanpa memikirkan akibat-akibat terkena hukuman atau mengalami kecelakaan.
Hiperaktif masuk kedalam Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) yang didefinisikan sebagai anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian, tidak dapat menerima inplus-inplus dengan baik, suka melakukan gerakan-gerakan yang tidak terkontrol, dan menjadi lebih hiperaktif.
Semua ciri-ciri ini membedakan siswa yang menyandang ADHD dari siswa yang mempunyai ketidakmampuan belajar, yang mempunyai kekurangan perhatian karena alasan lain yang tidak diketahui. Siswa yang menyandang ADHD tidak memenuhi syarat untuk memperoleh pendidikan khusus kecuali mereka juga mempunyai kondisi ketidakmampuan lain yang didefinisikan dalam undang-undang. Riset menunjukkan bahwa pria yang menyandang ADHD mengalahkan wanita dalam rasio yang berkisar dari 4:1 hingga 9:1. Obat buat ADHD banyak diresepkan dan berbagai jenis obat telah terbukti membuat anak-anak yang hiperaktif lebih mudah dikelola dan meningkatkan kinerja akademis mereka. Obat tersebut juga mempunyai efek samping seperti insomnia, penurunan berat badan, dan perubahan tekanan darah.

B.     Kriteria Atau Ciri-Ciri Anak Yang Hiperaktif Secara Teori.
a.       Penyebab anak menjadi hiperaktif
Di dalam buku (Herawati, 2012:78) penyebab anak hiperaktif, yaitu:
1.      Pemanjaan atau memperlakukan anak dengan terlalu manis, membujuk-bujuk untuk makan dan membiarkan saja. Anak yang terlalu dimanja sering memilih caranya sendiri agar terpenuhi kebutuhannya dengan memperdaya orang tuanya.
2.      Kurang disiplin dan pengawasan akan menyebabkan anak tidak teratur, sehingga anak akan berbuat sesuka hatinya, sebab prilakunya kurang dibatasi dan apa yang dilakukan oleh anak dibiarkan saja tanpa ada perhatian dari orang tua. Jika anak berbuat seperti itu, maka anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya di tempat lain.
3.      Orientasi kesenangan, anak yang memiliki kepribadian yang berorientasi pada kesenangan pada umumnya akan memiliki ciri-ciri hiperaktif secara sosio-psikologis dan harus di didik agar berbeda, serta mau mendengarkan dan menyesuaikan diri. Anak yang hiperaktif akan berfikir terlebih dahulu sebelum dia berbuat, namun hal seperti itu tidak selalu benar. Ia melakukan hal seperti itu karna hanya untuk keinginannya harus terwujud.
b.      Kriteria anak hiperaktif:
Menurut (Herawati, 2012:80) kriteria anak hiperaktif, yaitu:
1.      Mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian (defisit dalam memusatkan perhatian) sehingga anak tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya secara baik.
2.      Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan bicaranya).
3.      Mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar dirinya.
4.      Tidak dapat duduk tenang walaupun dalam batas waktu 5 menit dan suka bergerak serta selalu nampak gelisah.
5.      Sering mengucapkan kata-kata secara spontan (tidak sadar).
6.      Mengalami kesulitan dalam bermain bersama temannya karena ia tidak memiliki perhatian yang baik.
7.      Sering kehilangan segala sesuatu yang diperlukan untuk tugas-tugas atau aktifitas di sekolah dan di rumah.
8.      Sering melakukan aktifitas fisik yang berbahaya tanpa mempertimbangkan resiko yang terjadi.
c.       Mendeteksi prilaku hiperaktif
Di dalam buku (Herawati, 2012;83) ada beberapa ciri khusus yang dapat dideteksi dari prilaku hiperaktif yaitu sebagai berikut:
1.      Pada saat usia balita prilaku Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) yang ada pada anak belum bisa dideteksi secara nyata, tetapi bila mereka menunjukkan tingkah laku gelisah dalam melakukan suatu aktifitas tertentu, orang tua harus bisa memberikan perhatian serius.
2.      Pada masa prasekolah gejala ADHD mulai tampak, misalnya tidak mampu mengerjakan suatu tugas yang ringan, tidak mampu bergaul dengan teman atau acuh terhadap lingkungan sekitarnya.
3.      Pada masa sekolah, jika tidak mendapatkan perhatian yang serius maka defisiensi yang diderita anak akan bertambah, sehingga kondisinya bisa lebih parah dari masa sebelumnya.
4.      Jika pada tiga fase sebelumnya diperhatikan secara serius, maka pada masa remaja awal anak yang menderita ADHD tidak dapat berhasil belajar.
5.      Pada masa dewasa, seorang yang menderita ADHD akan mengalami masalah dalam hubungan interpersonal seperti kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain (minder), tidak percaya diri, tidak mempunyai konsep diri yang jelas, selalu tampak depresi atau stress.

C.       Rancangan Pembelajaran yang Tepat Untuk Anak Hiperaktif Khususnya Pada Mata Pelajaran Matematika. Diketahui Bahwa Anak Tersebut Memiliki Kecerdasan Linguistik dan Kinestetik.
a.    Rancangan untuk Anak Hiperaktif yang Memiliki kecerdasan Kinestetik
Anak yang memiliki kelebihan kecerdasan kinestetik cenderung mempunyai perasaan yang kuat dan kesadaran mendalam tentang gerakan-gerakan fisik. Mereka mampu berkomuniksi dengan baik melalui bahasa tubuh dan sikap dalam bentuk fisik lainnya. Mereka juga mampu melakukan tugas dengan baik setelah melihat orang lain melakukannya terlebih dahulu, kemudian meniru dan mengikuti tindakannya. Namun, orang yang memiliki kecerdasan ini sering merasa tidak tenang ketika duduk dalam waktu yang relatif lama dan bahkan merasa bosan jika segala sesuatu yang dipelajari atau disampaikan tanpa disertai dengan tindakan yang bersifat demonstratif.
Untuk menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan kinestetik dapat digunakan strategi pembelajaran sebagai berikut:
a)      Studi Lapangan
Studi lapangan (field trip) atau disebut juga berdarmawisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh sekelompok orang di luar dari lingkungan normal dari tempat mereka belajar keterlibatan orang lain dalam perencanaan dimaksudkan agar guru dapat membuat agenda studi lapangan secara sistematis dan diketahui oleh pihak-pihak yang memiliki tempat untuk diselenggarakannya studi lapangan tersebut.
Tujuan dari pembelajaran ini antara lain sebagai berikut.
Ø  Terlibat langsung untuk mengalami proses pembelajaran
Ø  Mengonstruksikan pengetahuan berdasarkan ide-ide sederhana yang dijabarkan dalam pembelajaran
Ø  Mengembangkan pengetahuan dengan mengaitkan apa yang sedang dipelajari dengan situasi ril yang ada diruang kelas
Ø  Meningkatkan motivasi belajar melalui aktivitas yang dilakukan secara kelompok
Adapun pelaksanaan strategi pembelajaran ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
Ø  Guru menentukan tempat, jenis tugas yang perlu diobservasi, dan waktu pelaksanaannya
Ø  Guru dan peserta didik mempersiapkan seluruh kebutuhan yang diperlukan
Ø  Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok atau pasangannya, kemudian merumuskan hasilnya
Ø  Guru memberikan umpan balik dari hasil laporan yang telah disetor oleh peserta didik
b)      Bermain Peran
Bermain peran (role play) adalah suatu metode untuk menyelidiki isu-isu yang terdapat dalam situasi sosial yang kompleks. Bermain peran dapat digunakan dalam ruangan kelas atau diluar ruangan kelas untuk memahami literatur, sejarah, dan bahkan dalam hubungannya dalam situasi.
Tujuan pembelajaran strategi ini adalah agar peserta didik mampu:
Ø  Melakukan asimilasi terhadap informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber yang tersedia
Ø  Menerapkan apa yang telah diperoleh melalui proses asimilasi kedalam situasi yang nyata atau sebenarnya
Ø  Mengembangkan berbagai informasi yang diperoleh melalui proses akomodasi dalam bentuk inovasi atau improvisasi
c)      Menyelidiki Bagian-Bagian Benda
Menyelidiki benda-benda merupakan suatu cara terbaik untuk menanamkan konsep dasar tentang benda tersebut kepada peserta didik agar mereka dapat memehami dan mengerti secara mendalam. Selain itu, dapat juga memperkenalkan bagian-bagian yang membangun suatu benda untuk mengkonstruksi pikiran mereka tentang suatu benda secara konkret.
d)      Menggunakan Bagian-Bagian Tubuh Untuk Menulis
Kadang-kadang orang belum menyadari betapa pentingnya bagian-bagian tertentu pada tubuh manusia ketika keadaan tubuhnya tidak mengalami cacat. Namun, begitu pentingnya peranan kaki dalam melaksanakan tugas-tugas tertantu ketika bagian tubuh lain tidak mampu melakukannya. Oleh karena itu penting bagi peserta didik mencoba menggunakan bagian-bagian tubuh tertentu seperti tangan, kaki, dan mulut untuk melaksanakan tugas menulis. Tugas ini dimaksudkan untuk memberi penekanan kepada paserta didik bahwa begitu pentingnya bagian bagian tubuh manusia.
b.   Rancangan untuk Anak Hiperaktif yang Memiliki kecerdasan Linguistik
Kecerdasan Linguistik-Verbal atau dikenal dengan istilah pintar kata adalah kemampuan menggunkan bahasa baik lisan maupun tulisan secara tepat dan akurat. Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung mempunyai keterampilan reseptif (input) auditori dan produktif (output) verbal yang sangat baik. Mereka menggunakan kata untuk membujuk, mengajak, membantah, menghibur dan membejalarkan orang lain. Pekerjaan yang sangat disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan linguistik-verbal adalah :
-          Guru
-          Pendongeng
-          Pembawa acara
-          Wartawan
-          Penulis, pengarang
-          Kepala sekolah
-          Pelawak
-          Pembaca berita di radoi atau televisi
-          Editor surat kabar
-          Penyair dan lain-lain.
Untuk melihat lebih jelas tentang ciri yang melekat pada orang yang memiliki kecerdasan linguistik-verbal dapat digambarkan sebagai beriut :
-          Senang membaca semua bentuk bacaan.
-          Senang mencoret-coret dan menulis ketika mendengar dan berbicara.
-          Sering mengontak teman-teman melalui surat, email, atau mailing list.
-          Selalu memaparkan pandangan-pandangan cemerlang dihadapan orang lain.
-          Serius menulis jurnal (catatan pengalaman).
-          Senang teka-teki atau kata-kata silang.
-          Mampu menulis lebih banyak dari peda teman seusianya (jika masih anak-anak).
-          Menyukai permainan dengan kata.
-          Suka pelajaran bahasa termasuk bahasa daerah dan bahasa asing.
-          Senang bergabung pada acara-acara debat, dialog atau berbicara didepan publik.
Dalam bidang bahasa, anak yang memilki kecerdasan linguistik-verbal lebih menonjol dari anak lain.Mereka senang bekerja dengan menggunakan majalah, komik, buku, teks dan buku-buku umum lainnya, kertas pulen, pensil berwarna, komputer dan printer.
Secara umum, cara efektif mengembangkan kecerdasan linguistik-verbal dengan menggunakan strategi-strategi sebagai berikut :
-          Memberi sumbang pendapat
-          Membaca biografi
-          Membuat penerbitan
-          Mewawancarai
-          Bermain (berbalas) pantun
-          Membuat buku harian
-          Mendongeng, bercerita
-          Menulis jurnal
-          Melakukan perekaman
-          Membuat laporan buku
-          Berdebat /berdiskusi
-          Membuat humor
Strategi mengembangkan kecerdasan linguistik-verbal seperti memberi sumbang pendapat (brainstorming), mendongen/ bercerita, menlis jurnal dan membaca biografi.
Menurut kelompok kami, dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa rancangan pembelajaran yang dapat diterapkan untuk anak hiperaktif yang memiliki kecerdasan kinestetik dan linguistik dapat dengan cara sebagai berikt:
a)      Bermain peran
b)      Mendongeng, bercerita
Rancangan pembelajaran yang dapat dilakukan untuk Arif khususnya pada mata pelajaran matematika
a.       Tema permainan
Dalam permainan ini diambil tema “Permainan untuk meningkatkan konsentrasi anak hiperaktif”. Dari tema tesebut penuis mengambil judul untuk pemainan yang digunakan “Menempel Gambar Pada Bidang”.
Pada permainan ini dapat digunakan untuk anak usia balita sampai usia Sekolah Dasar kelas 2.
b.      Tujuan Permainan
·         Melatih konsentrasi
·         Melatih koordinasi tangan dan mata
·         Melatih motorik halus
·         Melatih aspek visual-motor dan mengembangkan imajinasi.
c.       Alat Permainan Dan Bahan
Alat dan bahan :
a)      Penggaris
b)      Gunting
c)      Pensil
d)      Spidol
e)      Karton
f)       Kardus
g)      Lem
h)      Double tipe
i)       Lakban
j)       Gambar angka dan lain-lain
d.      Langkah Permainan
a)      Beritahukan anak gambar yang ingin ditempel.
b)      Ajarkan anak untuk dapat mengulang nama angka tersebut.
c)      Instruksinya suruh anak memegang gambar dan tempel mengikuti pola yang ada dikarton.
d)      Bimbing anak untuk mengarahkan tangannya dalam menempel

e.       Alokasi Waktu
Sesuikan dengan kebutuhan anak (Maksimal 5 menit).
f.        Cara menilai
a)      Kemampuan anak dalam memfokuskan geraknya dalam menempel
b)      Kesesuaian anak dalam menempel gambar sesuai dengan pola
c)      Kemampuan anak untuk menyebutkan kembali gambar yang ditempel
g.      Hasil Evaluasi Permainan
a)      Anak mampu memahami instruksi
b)      Anak mampu berpartisipasi aktif dalam permainan
c)      Mampu menjaga konsentrasi untuk tetap fokus, mampu mengkoordinasikan mata dan tangan yang menjadi tujuan dari permainan
d)      Mampu berkreasi dan imajinasi dalam permainan
e)      Dapat menyesuaikan dengan pola yang di tentukan

D.       Strategi Apa Yang Akan Anda Lakukan Sebagai Guru Untuk Menghadapi Siswa Anda Yang Hiperaktif Seperti Arif.
Berikut adalah strategi yang akan di lakukan guru untuk menghadapi siswa yang hiperaktif seperti arif 
a.       Saat tingkah lakunya sudah tak terkendali, beri sentuhan atau pijatan lembut pada pundaknya. Sentuhan lembut dan pijatan adalah salah satu gerakan ketenangan. Yakinkan bahwa Anda lah orang yang bisa ia percaya. Sehingga ia harus bisa menenangkan diri saat bersama anda.
b.      Dampingi ia ketika ada gelagat marah yang berlebihan. Segeralah memintanya menarik napas yang panjang, keluarkan perlahan.. Sampai ia menunjukkan sikap tenang.
c.       Aturlah apa saja yang boleh ia konsumsi di sekolah. Hal ini tentu saja sudah dikonsultasikan dengan orang tua. Makanan yang mengandung banyak gula, bahan pengawet, pewarna, perasa, pengawet, dan minuman dingin sangat tidak baik baik anak hiperaktif karena bisa mengakibatkan agitasi.
d.      Jangan mengatakan anda akan memberi perlakuan yang berbeda dibanding teman lainnya. Ini salah satu yang bisa memicu kemarahannya.
Biarkan ia melakukan aktivitas sebagaimana biasa, sehingga teman-temannya bisa mengerti apa yang harus dilakukan untuk membantunya.
e.       Beri pengertian teman satu kelas untuk tidak antipati terhadapnya. Bahkan mereka bisa berperan membantu si anak hiperaktif agar bersikap normal kembali. Berilah petunjuk yang jelas kapan harus mendekat dan mengajaknya bermain, dan kapan harus menjaga jarak.
f.        Dorong dia untuk aktif berolahraga tidak hanya saat pelajaran di sekolah namun juga di rumah. Olahraga merupakan aktivitas yang membutuhkan energi ekstra, sehingga bila anak menyadarinya ia akan tahu aktivitas apa yang bisa mengalihkannya dari rasa frustasi dan marah yang berlebih.
g.      Gunakan ruangan tertentu yang tenang dan pencahayaan yang redup saat ia memerlukanketenangan. Kita tahu ruang kelas sering berisik oleh suara siswa-siswa. Jika memungkinan, gunakan satu ruang yang tenang. Ini akan membantu mempercepat proses relaksasi yang dilakukannya.
h.      Komunikasikan dengan orang tua tentang perubahan yang terjadi.
Segera sampaikan apa saja perubahan dalam diri anak. Guru tidak bisa menjamin anak hiperaktif bisa tumbuh normal sebagaimana anak pada umumnya, namun hanya mengupayakannya.
i.        Untuk itu jika kemampuan guru sudah mencapai batas, maka harus segera menghubungi orang tua untuk membicarakan upaya-upaya selanjutnya.










Komentar

Postingan Populer